Aku Ingin Berteduh (di Hatimu)

"Cinta adalah sesuatu yang Indah" karena itu Jika aku diberi pilihan "Bernafas atau Mencintaimu," akan aku gunakan " nafas terakhirku untuk mencintaimu "




Rabu, 01 Oktober 2014

-Tiap Waktu; Jeda Rindu Kian Terpangkas-

By: Uvy

Tiap waktu yang terlewat
Jeda itu semakin terpangkas
Kulihat rembulan bersinar sampai syuruq
Hembus angin panas pengasta cinta kita
Tak kurasa lagi
Doadoa pernah kita selipkan
Pada pengeraman rerimbun kerinduan
Kini sudah hampir menelur
Semoga tetas,
menjadi kelahiran harum anak-anak doa berikutnya
Ah...
Iya benar
Jarak jeda rindu itu
pernah membuat bantalku berkeringat air mata
Bahkan setiap jengkal jarak pintu rumahku-pintu rumahmu serasa siksa
Kelak, aku yakin
Semua menjadi syukur
Sebab Tuhanlah yang Maha Tahu Ukur
Betapa pernah tentram gelisahnya dada
Menahan saat itu tiba
Terimakasih Tuhan
Terimakasih Teman
Atas semua doa perhatian
Pun penantian...


‪Tegal. Agustus 2014

-Mengeram Rindu (Menanti Tetas Rindu)-

By: Uvy
===================

Pernahkah kau merasa rindu?
Jangan tanyakan itu padaku
Rinduku,
Layaknya ternak
meLEDAK ...!
Beranak pinak
Di penghujan musim
Butiran anakanak air langit menghujam
Menusuki hati remuk-redam
Air mata linang menggenang disela-sela pejam
Pernahkah engkau mengharu biru rindu?
Padaku, JANGAN kau tanya itu
Tersebab rindu
Beberapa kali pojokan kamarku bocor tergenang linang air mata
Pun kerana menahan pilu ingin bertemu
Bantal-bantalku berkeringat air mata
PERNAHKAH KAU MERINDU!?
Kumohon, jangan tanya itu padaku!


‪#‎Senja_Cahya‬ (menuju tetas rindu)

Puisi 2 versi (Ngapak-Indonesia)

-Tahukah Engkau?-
By: Uvy

Ngarti belih sih koen?
Saben bengi bantale aku gemrobyos banyumata
Ndean yen bengi jare koen biasa bae
Tapi kangene aku ora karuan tatane

Udan kangen kemrutug lagi bengi
Nambah kamisesege ning ati
Aku pengin rerangkul awakmu
Tapi pibe maning
Neng kene anane guling
Mung-munge

‪#‎Sendakala_Srengenge‬
****

Tahukah engkau?
Hampir pada tiap malam bantalku banjir airmata
Mungkin malammu biasa saja
Sedang rinduku tak berbilang angka
Hujan kangen semalam tak berjeda
Menambah pilu hati
Ingin sekali mendekapmu
Mau bagaimana lagi
Hanya guling menemani
Di sini...
‪#‎Senja_Cahya‬

--Tertulis untuk R, Sun dan Pencuri Ulung--


R...
Masih serupakah rindumu
Mengharu dalam dekap mukenah biru
Hujan matamu
Mantramantra dedoamu
Luruh menggemuruh rerindu
***
Sun
Apa kabar taman hati?
Tak lelahkah sembunyi tak bertepi
Temali rindu
Tak kunjung mampu
Menguat hati melebur pilu
***
Hei pencuri ulung
Dosamu menggunung
Tinggi membumbung
Pendam rindu-dendam
Tak jua padam; aku karam
Di hatimu

‪#‎Senja_Cahya‬ (Aku dan seupil resah pagiku)

Menandai hari Lahir

(Teruntuk Sensei @Isa Alamsyah KBM)

By: Uvy
Dengan atau tanpa hadiah
Dengan atau tanpa kata indah
Dengan atau tanpa ungkapan megah
Percayalah.
Engkau ada di sini;
Hati kami
Benar...
Engkau bukan orang terhebat
Tapi di mataku; engkau penuh harkat
Pun begitu bermartabat
Sanah helwah
Barakallah
Untukmu yang begitu gagah
Doaku; mungkin tidaklah megah
Meski bukan syafaat
Semoga lewat perantara malaikat
Doa ini tercatat
Tanpa cacat

(Tertulis ketika senja menyemburat, 15 Agustus 2014. Tepat angka 17.24)

-Benar (tak) Benar-Benar Benar-



Sebab, tak ada keBENARan manusia yang BENAR-BENAR BENAR.
KeBENARan paling BENAR bagi manusia adalah mencari pemBENARan untuk dirinya sendiri.
"Cinta dan Setia itu satu paket" (Asma Nadia)

Senja: "Jika engkau mulai ragu
Datanglah kemari
Kita bertukar mata dan hati
Benam mata kananmu di mata kiriku.
Agar engkau mampu melihat apa yang kulihat
Tanam!
Separuh hatiku di sebagian hatimu
Agar aku mampu meremah apa yang sedang kau rasa"


Menghilang
Sebab terlarang
rindu yang kau larung
Berpulang, di palung relung

‪#‎Senja_Cahya‬ (Tegal, akhir Agustus 2014)
Setidaknya aku datangi orang tuamu
sebagai saksi
Cinta ini,
meski akar-akarnya di cabut
ia akan tetap tumbuh
; dari hatiku ke hatimu


(Senja)

-Benang-benang Kenangan-


Sebelum matahari menenggelamkan dirinya di laut utara
Engkau harus datang
Di sana
ia sering membuat puisi dari benang-benang CAHYA


‪#‎Senja_Cahya‬ (Agustus 2014, di bawah semburat syuruq)

Tuju Kematian Terhormat


By: Uvy

Separuh tubuhnya puisi
Separuhnya lagi sajakku
Sajaknya tertinggal di rumpun rerimbun belantara hati
Tersepi di paling-relung-palung; pulang menuju mati
Menanti jasadjasad puisi
Menjadi-jadi-mayat yang terhormat


Tegal, 8 Sep 2014

-Terbakar Hujan Rindu-


By: Uvy

Rintik anakaanakair mataair langit
Membakar rindu kian teramat
Ranggas! menjerat!!
Menepikan panas rindu hanya membuat dadaterhimpit
Napasku pun sulit
Kepulan rasa terpaksa kuhisap
Menyesap merasuk jasat
Pandangan tak lagi peduli sesat
Sebab cintaku bukan sesaat



(sedasawarsa LDR why NOT...?)
#‎Senja_Cahya‬ (senja di tepian utara 11092014)
Sebuah Jawab untuk puisi JATUH CINTA-nya Mbah Jevindra

By: Andrea Uvy Hidayah

Engkau benar tentang dia
Di matanya yang laut
Tak lagi ada gugus gemintang
Sungguh!!!
tak ada kerlap
tak ada kerlip
tak ada lagi cahya
seketika matanya memancar
dukacita di sekitar menjadi bubar

; semua rasi dengan segala gemerlap cahyaning tiyas telah berkumpul, berpusara di matanya (wanita bermata CAHYA)

‪#‎Senja_Cahya‬ (kaki gunung merapi 120914)

Aku bertanya-Cinta


By: Uvy


Cinta,
Aku bertanya kepadamu
Adakah puisi cinta paling syahdu melebihi pernikahan?
Adakah jawaban paling romantis dari pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara melebihi "Qobiltu nikaahahaa wa tazwiijahaa bilmahril madzkuurin haalan"?!



#‎Senja_Cahya‬ (menuju pengembaran dua rusuk)

-Bersamamu atau Denganmu-


Tak peduli apa yang terjadi di masa nanti.
Hal yang takkan kusesali adalah sudah memilihmu; kemarin dan saat ini

(Senja)

-Umpomo-


Bagaikan 'Baratasresta' tanpa 'Astra Brahmasirsa' kehidupan manusia tanpa DOA
Sesungguhnya senjata paling utama dan paling ampuh adalah DOA
Tak jarang muncul keajaiban hanya lewat perantara kesederhanaan DOA
"Berdoalah kepada-Ku, astajib lakum"

‪#‎Senja_Cahya‬ (sambut keajaiban)

Perbandingan

Seperti halnya permainan POKER
Kartu AS sebelum flop tak punya pengaruh besar.
Demikian pula CINTA.
Sebelum ijab-qabul, semua hanya mimpi belaka. Omong kosong doank. Kalo beneran cinta, datangi orang tua mempelai wanita.

‪#‎Senja_Cahya‬ (menuju penyatuan tulang rusuk)

-Selengkung Sabit-


By:  Uvy

Menyaksikan lengkung sabit di barat cakrawala
Belum genap separuh purnama
Aku tak tergerak

Seperempat sungging bibirmu memudarkannya
Meredam bantalku yang berkeringat air mata
Aku segera beranjak
Terlalu mengada-ada
Membandingkan senyummu dengan Monalisa
Senyummu mungkin tak semegah miliknya
Menangnya ;
Lengkung bibir Monalisa tinggal relief saja
Sedang sesabit lengkung kusuma di bibirmu ada dan nyata
Di depan mata.
Kau MENANG!

Tegal, 27 Sep 2014 (menuju hangat pembaringan bersamanya)

-Serupa Warna Hidup-

by: Andrea 'Uvy' Hidayah

Tepat setengah dari separuh abad lalu
Memerah darah lunglailemah
Oktober; menjelma separuh tubuh ibu
Aku lahir

Membiru teduh wajah tubuh
Hangat dekap pancaran saga senja berlabuh
Katamu; Sekembang layar menjulang surut kau berpantang
Meski hitam hidup teruslah berjuang
Lembar kanvas lukis bersih terhampar
Merah-hitam merupa lena kubaur-terbiar
Di mana?
Putih cahya pengabur laradukanestapa
Setangkup doa membasuh basah
Bertaut cinta sebening genang airmata lembah
Berharap pelangi menitik di ujung cakrawala
Sebelum menyatu tubuh dengan tanah basah pusara

Tegal, 29 September 2014