Aku Ingin Berteduh (di Hatimu)

"Cinta adalah sesuatu yang Indah" karena itu Jika aku diberi pilihan "Bernafas atau Mencintaimu," akan aku gunakan " nafas terakhirku untuk mencintaimu "




Senin, 30 Juni 2014

Satu Sajak di Bawah Kaki langit yang Berarak

untuk mendengarkan pembacaan puisi  "Satu Sajak di Bawah Kaki langit yang Berarak" silahkan klik >>>>>> http://www.youtube.com/watch?v=lz0N1qNtPK8&feature=share

Tersenyum dan Berbahagialah

by: Andrea 'Uvy' Hidayah

Bahagia itu sangat sederhana, tergantung kadar kita menyikapi. Menjadi bahagia juga bisa sangat sulit dan menyiksa, manakala kita salah mengambil persepsi.

Bagi pemulung, bahagia itu ketika pulang membawa aneka rupa barang-barang bekas. Dunia serasa indah bila rumah mereka dipenuhi botol, kaleng dan plastik bekas.

Bagi orang sakit, bahagia adalah ketika sembuh. Seperti apapun kekayaan yang dimiliki, tidak akan ada artinya jika ia sakit!.

Bagi anak-anak, bahagia itu ketika berada di bawah asuhan orang tua dengan penuh kasih sayang, perhatian, ketulusan dan penuh cinta.

Bagi pelajar, bahagia itu ketika ulangan dapat nilai bagus, naik kelas tiap tahun dan lulus ujian sehingga melanjutkan ke jenjang berikutnya. Bagi pelajar “pintar” bahagia itu ketika setiap tahun menyabet peringkat pertama dan lulus dengan nilai “mumtaz atau cumclaude”.

Bagi pengajar, bahagia adalah saat para siswa didiknya mampu menyerap apa yang dijelaskan, nilai mereka lebih baik dari sebelumnya dan mereka merasa nyaman dengan cara beliau mengajar.

Bagi suami, bahagia itu ketika punya istri shalihah, tempat mendidik anak-anaknya, tempat keluh kesah ketika gundah, sandaran ketika lemah, penyejuk ketika dilanda amarah.

Bagi istri, bahagia itu ketika punya suami penuh kehangatan, pengertian, perhatian, kasih sayang dan cinta. Menjadi imam bagi keluarganya, menafkahi lahir dan batinnya dengan cara yang halal dan tidak memadunya-HAYO NGAKU ajah. ^_^ /

Bagi mereka penyandang-maaf-cacat, tak ada yang lebih membahagiakan dibandingkan kelengkapan jasmani, juga perhatian kita.

Bagi pedagang kecil, tak ada yang lebih membahagiakan kecuali barang dagangannya habis terjual dan tidak banyak pelanggan yang hutang.

Bagi wakil rakyat yang waras, SEHARUSNYA bahagia itu ketika bisa menampung dan menyampaikan aspirasi rakyat, pun enggan melakukan kejahatan KORUPSI.

Bagi seseorang yang sedang dilanda asmara, kebahagiaan adalah ketika bisa mendengarkan suara di seberang sana, bertatap mata dengan penuh binar, melihat senyumannya yang membuatmu mengawang, juga kehangatan cintanya yang membuat melayang.

Sebaliknya bahagia juga sangat sulit dan menyiksa. Jika kita tak pernah membuka mata batin untuk bersyukur terhadap apa yang kita miliki.

So... Tetap tersenyum, berbahagia dan bersyukurlah.
"Jika kita bersyukur, Tuhan PASTI akan menambah nikmat-Nya untuk kita". PASTI, PASTI dan PASTI!

‪#‎Senja_Cahya‬ (Ini bahagiaku, mana bahagiamu?) akhir Mei 2014

Seuprit Tentang Cinta

Masih menurut buku yang belum pernah kubaca, halaman entah.
Aku menyaksikan:

"Jati diri cinta layaknya lautan
Jika sudah mengalir, gelombangnya tak bisa dihentikan
Kecuali takdir dan Tuhan"

#Senja_Cahya, 17 juni 2014

Ini JalanKami

by: Uvy - Rinz

Harus diakui
Terkadang kita seperti mentari
Dengan angkuh telah memberi segala keindahan yang dimiliki
Tanpa sadar, pada kadar terntentu dengan teriknya ia membakar sebagian isi bumi


Bila tak mau ikut jalan yang kulalui
Melangkahlah susuri jalanmu sendiri
Kita bertemu di sini
Pucuk puncak tertinggi


Tegal, June 2014

--Androssiopeia*--


by: Andrea 'Uvy' Hidayah


Pandangi gugus gemintang
Di belahan bumi utara
Damai dan tenang
Teduhterang


Andromeda
biarlah janji mengikatmu
Pada semesta bersaksi setia
Lambang perjuangan belenggumu
Mata airmu bersajak tanpa air mata

Cassiopeia
Mengusir duka cita
Pemancar pesona cinta
Langitbumi mengawang doadoa
Membaluri kalian; Andromeda-Cassiopeia


*Androssiopeia: penggabungan dua bintang di belahan bumi utara oleh penulis. Andromeda (putri yang di rantai) dan Cassiopeia (Permaisuri).
Cahya_Senja, 4 june 2014

Cintaku Tak Sesederhana Jajanan Kaki Lima

puisi by : Uvy

anda akan mendengarkan suara

WANITA

wanita dicipta penuh estetika
dayu suara, getarkan sukma
gemulai raga, nanarkan mata
kerling mata, runtuhkan logika
bila aurot tak terjaga, dia penggoda

bila wanita menggoda
jangankan sang raja
apalagi cuma ksatria
kyai saja bisa tergoda
tahta ditinggalkannya
harta dihadiahkannya
gelar tiba-tiba lupa

Rasulullah bersabda,
"tak kutinggalkan ujian
bagi kaum pria
yang lebih membahayakan
daripada wanita"
(HR Muslim 2076)

wanita uniknya luar biasa
ya dipuji ya dieksploitasi
ya dimanja ya diperdaya
ya dikagumi ya dijahili
itu wanita umumnya

wanita shaliha beda
jangankan warna kulit
lekuk tubuhpun tak ada
jangankan sepatu jinjit
parfumpun tak beraroma
jangankan ngomong njerit
bicarapun kalau ada perlunya
tapi itu cuma beberapa saja
kalau tak salah, dirimu di antaranya

#puisi_by: Mas Adji (KBM)

Ronta Senja yang Renta


By: Uvy

Sajaknya menua
Bersama senja yang kian renta
Ia terlalu tua
Tuk merangkai kata cinta
Sudah saatnya ia merasa
Bukan sekedar berkata-kata



25 june 2014

Untuk Andrea 'Cahya' Hidayah

by: Andrea 'Uvy' Hidayah

Hingga lunglai
Untukmu aku berdiri
Pada hamparan kanvas puisi
Serupa hujan mata airmata kunikmati
Tusuk
Merasuk
Jangan biarkan membusuk
Sampai menyatu dua tulang rusuk

Lihatlah sekejap
Nyiur kuning janur nyiyir menatap
Tajam
menghujam
tanpa kerjap
Angkuh yang kumiliki perlahan mengendap
Rindumu lautan dalam
Cintaku KARAM



Senja_Cahya, 27 june 2014

Minggu, 29 Juni 2014

Di Mata


By: Andrea 'Uvy' Hidayah

Sewarna apa
Rinduku rebah tibatiba
Tak tampak senja
Yang tersisa hanya pagi
Dengan butiran rinai
Berceraiberai
Ter-bu-rai!

Mataku
Membabibuta rindu
Pa-da-mu!

Ah
Asmara hanyalah kisah
Membakar bibirmu yang membasah indah
Me-re-kah!

Pesan semalam kautandai
Selalu ada mimpi
Tak mesti
Sepi
Harus ma-ti!


‪#‎Cahya_Senja‬

Sajak Separuh Jadi

Puisi sedih klik >>>
 http://www.youtube.com/watch?v=0bhkFE6Mv-o

Aku Boleh Mati, Tapi TIDAK dengan CINTA

by: Andrea 'Uvy' Hidayah
 ========================================
Pernah kita susuri
Jalan terjal liku berduri
Tersesat padang keegoisan hati
Aku pergi
Gapai mimpi
Nantikan aku kembali
“Serupa apa kau di sana
Beberapa masa hanyalah jeda
Menunggu kering sudah air mata”
Sesayup sayap rindumu menyeruak
Lena jiwa terhenyak
Dada menyesak
Cintamu begitu perkasa
Menerjang lunglai tembok rasa
Untukmu boleh saja aku mati
Tapi tidak dengan cinta
Untukmu aku kembali
Hari ini
Di sini
 
‪#‎Senja_Cahya‬, terima kasih masih menunggu. (Tepian laut utara 11-11-2011)

Sabtu, 28 Juni 2014

Senja Kali Ini


By: Andrea 'Uvy' Hidayah

Senja begini
Aku selalu membayangkan berada di garis pantai
Kaki terbenam diantara air dan pasir
Pandangan berlayar
Lepas....

Lalu
Sesuatu yang tiba-tiba itu terjadi
Kau datang dari belakang
Memelukku begitu tenang
Mencium dengan khidmat
Aku tertawa
Kau tertawa
Kita tertawa
Pada jeda tersebut
Ingin kugenggam erat jemarimu
Menyusuri tiap riak air
Yang berkecipak lembut di pipi pasir
Ingin sekali...
Semoga
Senja yang cantik di langit utara
Mengerti do'aku
(Saat ini)

Untuk Wanita Bermata Syurga

By: Andrea 'Uvy' Hidayah

Sejenak
Kualihkan bayang wanita bermata cahya
Berganti wajah bunda yang mulai menua


Ya Rabb...
Sampai kapan pun
Waktuku tak cukup umur membalas jasa bunda
Maka
biarkan andai doaku selalu serupa
"Jikalau dunia penghalang perjumpaanku dengan wanita berhati gunung emas itu
Hamba mohon
Kumpulkan separuh tubuhku dengan separuh tubuhnya dalam surga-Mu.
Bukankah atas Titah-Mu
Dahulu aku berada dalam separuh tubuh wanita bermata surga itu selama sembilan masa?"


‪#‎Senja_Cahya‬ (Menepi bersama wajah teduh bunda)

Bukan Untukmu

by: Andrea 'Uvy' Hidayah


Aku tak akan terseret lautan diksi yang begitu apik
; katamu
Namun gumpalan rindumu begitu menggebu
Sungguh
begitu banyak senyum yang ingin kau runtuhkan
Tapi lebih banyak lagi rindu yang kau butuhkan


Maaf, cantik
Ini bukan untukmu
Ia hanyalah senja pekat
Setitik aksara yang ia rangkai
Tak lain tak bukan hanya untuk wanita bermata Cahya

Cantik...
Bukan intan berlian sepertimu yang ia butuhkan
Terlalu naif jika ia memintamu
Cukuplah satu
; untuknya wanita bermata Cahya


‪#‎Senja_Cahya‬ (Tegal, 22 juni 14-menuju temaram)

PUISI

by: Andrea 'Uvy' Hidayah

Aku
Puisi tanpa rima
Tanpa tata tanpa dogma
Dalam balutan aksara yang entah pada siapa
Akulah
Kata-kata tanpa jeda
Puisi tanpa sejarah dari buku tanpa nama
Lalu kemana arah jejak langkah menyusuri takdirnya

Sajakku
Bukan mimpi
Bukan mimpi-mimpi imitasi
Bukan imitasi

Sekelumit (tentang) SENJA

by: Andrea 'Uvy' Hidayah

Baginya...
Menulis seperti kamera, serupa rekam jejak. Mendokumentasikan kehidupan sehari-hari.
Beberapa kisah yang ia tulis, tak lain hanya untuk "melapukkan" dendam, perih dan amarah agar tidak meranggas dalam tindakan, juga untuk melawan ketidakberdayaannya pada nasib. Sebagian (besar) kisah lainnya, ia tulis setelah menziarahi masa lalu, tentang cinta dan rindu. Orang-orang banyak menyebut tulisannya (serupa) puisi. Aku menyebutnya seni.
Ia begitu dekat dengan puisi. Terlalu dekat, hingga (hampir) tak berjarak. Wajar saja, sebab ia selalu mengisi waktu luangnya untuk mencatat gagasan fikir, buah bibir dan segala memori yang pernah menghampiri. Lewat puisi ia serupa dua sisi koin berseberangan. Bisa melukai sekaligus menyembuhkan.

Menyadari jauh dari sempurna, ia tak pernah sendiri. Melalui sebuah wadah ia terus mengasah seninya. Bersama teman-teman dan keluarga besarnya (KBM) saling asah, asih dan mengasuh aksara. Terkadang ia tulis dengan bait-bait telanjang. Namun tak jarang ia memainkan ribuan anak kata pada diksi yang samar_nyaris gelap_sengaja ia tanam di ranah simbolik.
Semangatnya yang berapi untuk terus menulis, membuatnya pernah berjanji pada teman-teman dan keluarga besarnya (KBM) :
"Dengan atau tanpa terbit, aku akan terus menulis. Sampai tulisan itu menulis dirinya sendiri".
‪#‎Tegal‬, 240414 (Andrea "Bukan Hirata" Hidayah)

Selembar Kisah yang Terbelah

by : 23 April

Perpisahan selalu mengantarkan kerapuhan
Sekejap mataku berkabut
Sepasang bening bola manikmu mengedip
Sebentar mengembun
Gerimis membasuh basah wajahmu


Ah...
Lagi-lagi harus menyaksikan hal paling kubenci
;mata air memancar
membelah dua sungai pipimu.

‪#‎Senja_Cahya‬ (kisah lama)

sajak jingga

Diujung senja
ia ukir semburat sajak merah muda
teruntuk wanita bermata kaca dengan pipi merona dan berhati Cahya

~»Kisah Udin«~ (Akhirnya..........)


 by: Andrea 'Uvy' Hidayah

Sepuluh tahun berselang sejak Udin dan Naya menikah, belum juga dikaruniai buah hati. Siang malam tak henti-henti mereka berdoa pada Rabbnya.

Lima tahun sudah berlalu.

Naya belum juga memperoleh tanda-tanda kehamilan. Hingga pada suatu saat, tanpa di duga. Setelah mereka hampir saja putus asa dengan doa yang selalu di panjatkan. Allah mengabulkan permohonan mereka. Udin sangat bahagia. Ditengah kebahagiaan yang menyelimuti Udin, tangis Naya pecah. Karena setelah sekian lama mereka menanti, akhirnya Udin memperoleh sepasang buah hati dari "ISTRI KEDUANYA".

(Ahhhaaayyyy jebreeeeeddddd,,,,) Andrea, 27 Okt 2013

Buku Sejarah Tanpa Nama


by: Andrea 'Uvy' Hidayah

Sun,
Aku ingin bercerita
Semalam sajakku melintas menembus batas
Di simpang 98 Trisakti
Ia saksikan tumbangnya penguasa lama

Kampret!
Sungguh sial...!!
Bersama Elang Mulia Lesmana, Alan Mulyadi, Heri heriyanto, Vero, Hendriawan dan Hafidi Aifidin sajakku TERBUNUH!!!
Peluru tajam anggota berseragam NYASAR...!

Sajakku gugur bersama bunga-bunga reformasi
Anak negeri menangis
Emak pertiwi bertimpangan darah

(Sayang, pengorbanan 12 Mei 98 tinggal buku sejarah tanpa nama)

#Senja_Cahya 12 mei 2014 (Aku malu pada bunga reformasi, juga pada sajakku yang terbunuh)

Untuk Andrea 'Cahya' Hidayah

by: Andrea 'Uvy' Hidayah



Hingga lunglai
Untukmu aku berdiri
Pada hamparan kanvas puisi
Serupa hujan mata airmata kunikmati
Tusuk
Merasuk
Jangan biarkan membusuk
Sampai menyatu dua tulang rusuk
Lihatlah sekejap
Nyiur kuning janur nyiyir menatap
Tajam
menghujam
tanpa kerjap
Angkuh yang kumiliki perlahan mengendap
Rindumu lautan dalam
Cintaku KARAM...!!

Tegal, Akhir juni 2014

Melukis Lintas Jejak Sajak

by: https://www.facebook.com/uvy.hidayat

Waktu kian melampau
Setelah beberapa jalan bersimpang
Aku ingin pulang

Kelak
Di halaman akhir
Setelah jeda waktu yang terlampau panjang
Akan kulukis lintas kesetiaan jejak sajak
Menunggu ribuan anak kalimat
Dari rahim wanita bermata Cahya

#Senja_Cahya

Sajak Sebagian

 
Semalam
Ketika kutertidur
Sajakku berlarian keluar kamar
Sebagian menjelma kata-kata
Sebagian lagi (jadi) mayat tanpa nama

Pagi...
Selamat datang
Bagaimana mencumbu sajak semalam?
Ah, barangkali malu di hatimu pulang kandang
Tak perlu kau jejak
Cukuplah menuju senja beranjak
Kutunggu ribuan anak kalimat di ujung utara selat
Pukul 4 lewat 6 tepat...!

#Senja_Cahya (4.6 «~PatNam)