Aku Ingin Berteduh (di Hatimu)
"Cinta adalah sesuatu yang Indah" karena itu Jika aku diberi pilihan "Bernafas atau Mencintaimu," akan aku gunakan " nafas terakhirku untuk mencintaimu "
UBIN TUA YANG RETAK
karya : Mila KBM
"Manusia hidup punya tujuan! Lalu tujuanmu apa Ree?" nada suaramu
semakin meninggi.
Aku masih terduduk di kursi rotan yang sama sedari dua jam yang lalu, tidak
beringsut sedikit pun.
"Kamu bilang ingin jadi orang yang bermanfaat!
Manfaat seperti apa?" kali ini bola matamu berubah buas hendak menerkam
isi kepalaku.
Kenapa hari ini kau cerewet sekali Sam? Aku muak
dihujani pertannyaan pertanyaan tak penting. Lihat dirimu sekarang! Tak beda
dengan Merapi ketika erupsi pertama kali.
Aku malas harus mendengar ceracaumu siang ini.
Harusnya kau lihat, sama sekali perempuan di depanmu ini tidak bergeming.
Kenapa Sam? Biasanya kau diam selama tujuh tahun
ini. Dan hubungan kita baik baik saja. Tapi hari ini Merapi itu memuntahkan
material panas dari mulutnya yang sekian lama bertapa.
Kuminum sedikit demi seruput kopi yang sudah
dingin. Sementara kau mengadiliku tanpa jeda.
"Apa pentingnya hal ini buatmu?" akhirnya
kalimat yang kau tunggu kukeluarkan juga.
"Hhh!" kau tampak semakin jengkel
mendengarnya.
Sedari tadi kakiku tidak berhenti bergerak gerak di
tempatnya. Kulihat kau tertunduk lesu.
"Ibu memintaku untuk melupakanmu" kau
menghela nafas panjang. "Ibu ingin aku menikah tahun ini. Takut tidak bisa
menimang anakku, katanya" kau coba menangkap mataku.
"Beri aku waktu!" jawaban ini tidak
pernah kupersiapkan sebelumnya; muncul begitu saja.
Ini bukan pertama kalinya kau berbicara tentang
ibumu yang ingin anak bungsunya segera menikah. Sejak beliau dirawat di rumah
sakit karena komplikasi setahun belakangan ini. Hampir setiap seminggu dua kali
kau menanyakan hal yang sama. Selama itu juga aku terus berkelit.
Sekarang tulang punggungku sudah mulai pegal. Aku
menyandar, memandangi atap rumah yang penuh sarang laba laba.
Kau menunduk di tempat dudukmu yang semakin menjauh
dariku. Matamu beradu kesedihan dengan ubin rumah yang sudah pecah pecah karena
termakan usia.
"Apa kamu tidak mau menikah denganku
Ree?" kau mencoba menyusup mataku lagi.
Kau benar benar menyebalkan hari ini! Sebenarnya
apa yang ada di pikiranmu Sam?
"Tolong jawab Ree! Jangan permainkan aku
lagi!" pertanyaan rutinmu kau ucapkan lagi.
Kutarik nafas terpanjang dan menghembuskannya
berkali kali. Menatap wajahmu, menangkap semburatnya dan mendapati kebingungan
yang tak biasa.
"Aku ingin putus!"
Aku melihat jelas gemuruh dahsyat di dadamu. Tapi
kau tidak mempercai ucapanku.
"Besok aku pergi menyusul orang tuaku ke Timor
Leste dan menetap di sana" jawaban inilah yang selama setahun ini
kupersiapkan. "Tugasku menjaga nenek di sini sudah usai. Aku rindu kampung
halamanku"
Kau bangkit dari tempatmu. Tak sedikitpun
melihatku.
Braaakkk!!!
Kau banting pintu rumah nenek hingga menutup rapat
seperti terkunci. Kopimu masih utuh tak pernah kau sentuh.
TAMAT
Salam typo ^_^ *mempercai
BalasHapushehehe ok disunting nanti ^_^
Hapus